Iran Dituduh Campuri Urusan Suriah dan Bahrain

Berita Hari Ini. Ketua Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Abdellatif Zayani mengumumkan “penolakan total” terhadap usulan Iran itu dan menyebutnya sebagai sebuah “provokasi” dan “campur tangan dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab”.

Reaksinya itu berhubungan dengan komentar deputi menteri Urusan Asia Iran Abbas Araghchi yang dikutip kantor berita Mehr pada Selasa pekan ini. Araghchi bilang, Teheran sudah mengusulkan bahwa krisis Suriah dan Bahrain akan menjadi topik dalam pembicaraan dengan negara-negara Barat di Kazakhstan.

“Ini ibarat ‘mengocok kartu’ yang bisa diartikan sebagi niat Iran yang setengah hati mencapai kata sepakat dalam soal nuklir dengan masyarakat kawasan Teluk dan internasional,” kata Zayani, Mesir, Jumat (15/2).

Diplomat Iran dipanggil Kementerian Luar Negeri Bahrain pada Kamis kemarin yang melayangkan nota protes, seperti ditulis oleh kantor berita Bahrain BNA. Usulan Iran dianggap mencampuri urusan dalam negeri Bahrain dan melanggar kedaulatan, yang bisa memicu kekacauan dan ketegangan selain ketidakstabilan kawasan Teluk, tulis BNA lagi.

Komentar dari negara-negara GCC itu muncul kurang dari dua minggu sebelum Iran dan negara-negara P5+1 (Inggris, China, Prancis, AS dan Jerman + Iran) akan menyimpulkan diskusi di Kazakhstan, setelah delapan bulan tertunda.

Pembicaraan ini akan menyoroti keprihatinan Barat mengenai kapasitas pengayaan uranium hingga kemurnian 20 persen. Proses ini dapat digunakan baik untuk atom bertujuan damai maupun bom buklir.

Hubungan Iran dengan negara-negara GCC sudah tergilincir sampai di bawah, dengan tuduhan Teheran mendukung kaum Shiah yang berkali-kali menggelar demo menentang pemerintahan kerajaan Sunni di Bahrain. Iran juga dituduh mendukung rezim Bashar al-Assad yang Shiah di Suriah, tapi berkuasa memerintah kaum Sunni.

No comments:

Post a Comment